Menurut
sejarah (Lontara’), bahwa asal muasal olah raga Tradisional Sepak Raga
diciptakan (diturunkan) sebagai media pengisi acara pelantikan Raja (Somba) di
Kerajaan Gowa, Sulawesi Selatan dahulu kala. Konon bola perdana yang diturunkan
dari langit terbuat dari emas (raga Bulaeng) dan ketika menjelang dimainkan,
bola emas tersebut berubah menjadi bola rotan (raga raukang). Pada mulanya
Sepak Raga ini dimainkan oleh tujuh orang pemain dan satu orang diantaranya Tau
manurung (orang yang turun dari kayangan), namun usai atraksi tersebut, Tau
manurung menghilang, dan ketika itu diamanahkanlah bahwa pemain Sepak Raga
cukup enam orang saja, dengan maksud Sang Tau manurung diharapkan akan hadir dalam setiap atraksi atau pentas. Hingga kini
Sepak Raga menjadi salah satu media hiburan dalam berbagai upacara adat
penjemputan tamu, dan media promosi pariwisata. Beberapa pakar ilmuan
berpendapat bahwa Sepak Raga tradisional adalah cilkal bakal lahirnya olah raga
sepak takraw.
Sepak
Raga adalah sebuah pementasan yang memamerkan sebuah ketangkasan laki-laki
dalam memainkan atau mengendalikan bola sesuai keinginan para pemain , salah
satunya dapat memainkan bola dengan palak bangkeng (telapak kaki) dengan tenang
. Bola juga dapat dimainkan dengan
cara posisi duduk di lantai dan
pertunjukan yang paling di tunggu ketikan para pemain sepak raga ada di atas udara ,atraksi ini sering di sebut appanca (saling mengangkat) dan membuat
penonton akan merasa terbawa dengan ketegangan dalam atraksi para pemain.